Museum ini terletak di Semedo, Kedungbanteng, Kabupaten Tegal. Museum ini berada di bawah langsung naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menjadi salah satu wisata edukasi untuk anak-anak hingga remaja. Museum ini menawarkan berbagai situs dan peninggalan di masa lalu, sebagai salah satu media pembelajaran sejarah.
Penemuan yang dipamerkan dalam museum tersebut di antara lain adalah fosil yang ditemukan di Semedo, yaitu fosil manusia purba Homo Erectus yang berusia 700.000 tahun dan binatang purba yang diperkirakan berusia 400.000 hingga 1,2 juta tahun. Hingga saat ini, museum dibuka gratis untuk umum sehingga pengunjung tidak perlu membayar untuk masuk.
GBN merupakan nama Komando yang dibentuk pada Januari 1950 dibawah pimpinan Letkol Sarbini. GBN ini berfungsi untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Monumen ini merupakan area publik sehingga dapat dikunjungi dengan gratis dan terbuka untuk umum.
Gerakan DI/TII dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Nasional pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950. Untuk mengenangnya, di Procot Slawi dibangun monumen GBN dan di Kecamatan Lebaksiu dibangun juga patung GBN. Menurut cerita warga sekitar, penumpasan Gerakan DI/TII di Tegal juga melewati Bukit Sitanjung di Lebaksiu.